Kamis, 12 Mei 2016

PEMISAHAN GOLONGAN IV DAN V

01.52.00

BAB I
PENDAHULUAN
I.1   Latar Belakang
                        Kimia analisa adalah ilmu yang mempelajari cara-cara penganalisaan zat kimia yang terdapat di dalam suatu campuran atau larutan, yang akan di analisa jenis maupun kadarnya baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kimia analisa sangat erat kaitan nya dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam bidang industry karena menganalisa adalah cara yang baik untuk mengetahui komposisi dari suatu zat.
                        Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation. Dan analisa kualitatif merupakan cara yang paling fektif untuk mempelajari kimia unsure serta ion-ion nya dalam larutan. Dalam metode analisa, analisis kualitatif dapat digunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau kation suatu larutan.
                        Dalam praktikum kali ini kami akan menganalisa kation golongan IV dan V. setelah melaksanakan praktikum diharapkan praktikan mampu untuk mendeteksi bahan penyusun suatu campuran, memisahkan penyusun suatu campuran dan mengidentifikasi ke dalam golongan IV atau V.
I.2   Tujuan
1.      Untuk mendeteksi bahan-bahan penyusun suatu campuran.
2.      Memisahkna penyusun suatu campuran kedalam golongan IV dan V.
3.      Mengidentifikasi kation golongan IV dan V
4.      Untuk mempelajari reaksi-reaksi ion yang terjadi selama praktikum.
I.2   Manfaat
1.      Praktikan dapat mendeteksi bahan-bahan penyusun suatu campuran.
2.      Praktikan dapat memisahkan penyusun suatu campuran kedalam golongan IV dan V.
3.      Praktikan dapat mengidentifikasi kation golongan IV dan V.
4.      Praktikan mampu mempelajari reaksi-reaksi ion yang terjadi selama praktikum.



BAB II
TINJAUAN UMUM
II.1   Landasan Teori
A.    Pemisahan golongan IV
Disebut juga golongan kalsium, terdiri dari Ba2+,Sr2+, dan Ca2+. Reagen yang digunakan dalam golongan ini adalah ammonium karbonat. Kation-kation golongan IV ini, tidak bereaksi dengan asam klorida, hydrogen sulfide, ataupun ammonium sulfida. Uji ini dijalankan dalam larutan netral atau basa. Jika tk ada ammonia atau ion ammonium, magnesium akan ikut mengendap.
Endapan-endapan putih yang terbentuk dengan reagensia golongan adalah barium karbonat (BaCO3), stronsium karbonat (SrCO3), dan kalsium karbonat (CaCO3). Sifat senyawa klorida, sulfide, dan hidroksida dari logam-logam golongan IV bersifat larut sehingga bisa dipisahkan dari golongan sebelumnya dan diendapkan sebagai karbonat dengan adanya buffer ammonia-ammonia klorida.
Pada pemisahan kation golongan IV ada 2 metode yang bisa digunakan yaitu metode sulfat dan metode nitrat.
·         Metode sulfat: endapan mungkin mengandung BaCO3,SrCO3, dan CaCO3. Cuci dengan sedikit air panas, dan buang air cucian. Larutkan endapan dalam 5ml asam asetat 2M yang panas. Uji 1ml terhadap barium dengan menambah larutan K2CrO4 setetes demi setetes. Endapan kuning menunjukan Ba.
Ba ada. Panaskan sisa larutan sampai hampir mendidih dan tambah larutan K2CrO4 dengan sedikit berlebih. Saring dan cuci endapan dengan sedikit air panas dan larutkan dalam 4ml asam asetet 2M. didihkan untuk menghilangkan CO yang berlebih.
Ba tak ada. Buang bagian yang telah dipakai untuk menguji terhadap barium dan pergunakan sisa larutan didihkan 1 menit untuk mengusir Co2 untuk menguji strontium dan kalsium.

·         Metode nitrat ndapan mungkin mengandung BaCO3,SrCO3, dan CaCO3. Cuci dengan sedikit air panas, dan buang air cucian. Larutkan endapan dalam 5ml asam asetat 2M panas dengan menuangkan asam berulang-ulang melalui kertas saring Uji 1ml terhadap barium dengan menambah larutan K2CrO4 setetes demi setetes. Endapan kuning menunjukan Ba.
Ba ada. Panaskan sisa larutan sampai hampir mendidih dan tambah larutan K2CrO4 dengan sedikit berlebih. Saring dan cuci endapan dengan sedikit air panas. Gabungkan filtrat dan air cucian.
Ba tak ada. Buang bagian yang telah dipakai untuk menguji terhadap barium, dan pakailah sisa larutan. Setelah mendidihkan seama 1 menit untuk mengusir Co2, untuk menguji terhadap strontium dan kalsium.
(Vogel, 1990)

Endapan mengandung BaCO3, SrCO3 dan CaCO3, dilarutkan dalam asam asetat 2N sebanyak 10 cc, dengan menuangkan melalui kertas saring. Filtrat nya diambil sedikit di uji dengan K2CrO4 dan dipanasi, bila terjadi endapan kuning maka Ba ada,
Bila Ba ada:
Sisa dari filtrat diatas dipanasi terus dan ditambahkan K2CrO4 berlebihan, endapan yang terjadi disaring dan dicuci dengan air panas ini disebut endapan (C). Dan bila terjadi endapan putih menyatakan adanya SrCO3 dan CaCO3
Bila Ba tak ada:
Sisa dari filtrat dipanasi dan diselidiki untuk Sr dan Ca, larutan disebut (A)
 Endapan: (C) kuning BaCrO4 larutkan dalam HCl pekat dan uapkan sampai kering dalam lemari asam dan digunakan untuk uji nyala, bila nyala api hijau menyatakan adanya ion Ba
Tapisan
Kepada larutan yang dingin ini ditambahkan 2cc larutan (NH4)2SO4 lalu ditambahkan 0,2 gr Na2S2O3 dan ddihkan selama 5 menit dan biarkan beberapa menit dan disaring.
Endapan :
Setelah di cuci dengan air pindahkan kedalam krus, dan panaskan krus ini hingga kertas saring terbakar habis. Setelah dingin diberi HCl pekat dan lakukan uji nyala, nyala warna merah anggur menyatakan adanya Ion Sr
Tapisan :
Mengandung Ca kompleks tambahkan (NH4)2C2O4 dan panaskan, bila terjadi endapan putih dari Ca oksalat menyatakan adanya Ion Ca

B.     Pemisahan golongan V
Reagensia golongan: tak ada reagensia umum untuk kation-kation golongan ini
Reaksi golongan : kation-kation golongan ke lima tidak bereaksi dengan asam klorida, hydrogen sulfide, ammonium sulfide atau dengan ammonium karbonat. Reaksi-reaksi khusus atau uji-uji nyala dapat dipakai untuk mengidentifikasi ion-ion ini.
Dari kation-kation golongan ini, magnesium memperlihatkan reaksi-reaksi yang serupa dengan reaksi-reaksi dari kation-kation dalam golongan ke empat. Namun magnesium karbonat dengan adanya garam ammonium, larut, maka dalam pengerjaan analisis sistematis magnesium tak akan mengendap bersama kation golongan ke empat.
Reaksi ammonium sangat serupa dengan reaksi ion kalium karena jari-jari ion dari kedua ion ini hampir identik.
(vogel, 1985)
Tabel pemisahan golongan V.
Filtat dari golongan IV diuapkan hingga menjadi pasta kemudian diberi 0,5 cc HNO3 pekat dan diuapkan lagi hingga hampir kering, endapan ini kemudian dilarutkan dalam air dan di saring.
Endapan : dilarutan dalam HCL encer dan air sebanyak 2-3 cc dan dibagi menjadi 2 bagian :
a.       Larutan dibuat basa dengan NH4OH dan NH4Cl tambahkan larutan Na2HPO4, bila terjadi endapan putih MgNH4PO4. 6 H2O menyatakan bahwa adanya ion MG.
b.      Dari larutan lainnya ambil 3-4 tetes dan beri 2 tetes reagent “magneson’’. Kemudian diberi larutan NaOH hingga menjadi basa. Endapan biru menyatakan adanya on MG
Tapisan mengandung K dan Na
Uji Na:
a.       Tambahkan pada larutan ini sedikit magnesium uranil asetat, biarkan beberapa menit, endapan kuning menyatakan adanya ion NA
b.      Atau tambahkan larutan Na2H2Sb2O7, bla terjadi endapan putih menyatakan adanya ion Na.
Uji K:
a.       Ambil larutan sedikit dan tambahkan larutan natrium kobalt nitrit dan beberapa tetes asam asetat. Bila terjadi endapan kuning menyatakan adanya ion K
b.      Atau tambahkan larutn asam pekat bila terjadi endapan jarum kuning menyatakan adanya ion K

II.2   Sifat bahan
     1.      HCl
Bentuk             : Cairan
Warna              : Tak Berwarna – Kuning Pucat
Berat Molekul : 36.46 g/mol
Densitas          : 1.18 g/ml
Titik Lebur      : -27.32°C (247 K)
Titik Didih      : 110°C (383 K)
Fungsi             : Untuk membersihkan zat padat disekitar dinding cawan

     2.      NH4Cl
Bentuk            : Padatan
Warna             : Putih
Berat Molekul : 53.5 g/mol
Densitas          : 1.53 g/ml
Titik Lebur      : 350°C
Titik Didih      : 520°C
Fungsi             : Sebagai katalis agar NH4OH dapat membuat larutan
   tersebut alkalis

     3.      CH3COOH
Bentuk             : Cairan atau Kristal
Warna              : Tak Berwarna
Berat Molekul : 60.05 g/mol
Densitas          : 1.049 g/ml
 Titik Lebur     : 16.5 °C (61.6 °F)
Titik Didih      : 118.1 °C (244.5 °F)
Fungsi             : Untuk mencuci endapan yang mengandung Ba2+,Sr2+,Ca2+
                         
     4.      K2CrO4
Bentuk             : Bubuk
Warna              : Kuning
Berat Molekul : 194.20 g/mol
Densitas          : 2732°C
Titik Lebur      : 975°
Titik Didih      : 1000°C
Fungsi             : Sebagai reagen untuk uji Ba2+

     5.      NH4OH
Bentuk             : Cairan
Warna              : Berwarna
Berat Molekul : 35.05 g/mol
Densitas          : 0.91 g/ml
Titik Lebur      : -57,5 ° C (-71,5 ° F; 215,7 K) (25%) 
Titik Didih      : 37,7 ° C (99,9 ° F; 310,8 K) (25%) 
Fungsi             : Menurunkan keasaman pada suatu larutan

    6.      Na2HPO4
Bentuk             : Kristal atau padat
Warna              : Putih
Berat Molekul : 141,96 g / mol
Densitas          : 1,7 g / cm 3
Titik Lebur      : 250 ° C (482 ° F, 523 K) 
Titik Didih      : -
Fungsi             : Sebagai reagen untuk uji Mg2+

     7.      (Na3CO(NO2)6)
Bentuk             : Padat
Warna              : Kuning
Berat Molekul : 403,94 g /ml
Densitas          : -
Titik Lebur      : Terurai
Titik Didih      : -

Fungsi             : Sebagai reagen untuk uji K+

Written by

Menulis untuk mengungkapkan kegelisahan, walau apa yang ditulis terkadang bukanlah seperti apa yang dirasakan. Karena apa yang dirasa terkadang enggan untuk diungkapkan

1 komentar:

 

© 2013 Coretan Dion. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top